Selasa, 26 Juli 2011

Melahirkan Melalui Operasi

Operasi caesar adalah operasi untuk mengeluarkan bayi tanpa melalui liang persalinan (vagina). Dalam operasi tersebut dokter membedah dinding perut dan rahim ibu guna mengeluarkan bayi. Operasi caesar biasanya berlangsung 20-90 menit dan dapat dilakukan baik karena alasan medis maupun non-medis (personal) . Banyak wanita yang tergiur memilih operasi caesar tanpa adanya alasan medis, antara lain karena:
  • Bisa memilih tanggal kelahiran bayi, disesuaikan dengan situasi keluarga atau agar mendapat tanggal lahir “cantik” yang membawa hoki.
  • Berlangsung cepat, berbeda dengan proses persalinan yang bisa memakan waktu lama
  • Tidak menyakitkan dibandingkan persalinan normal (Walaupun kenyataannya seringkali tidak begitu. Hormon endorfin yang banyak dikeluarkan saat persalinan mengurangi rasa sakit karena proses melahirkan. Operasi caesar bisa terasa lebih menyakitkan pasca operasi).
  • Trauma karena proses melahirkan anak pertama yang sulit atau riwayat penganiayaan seksual sebelumnya.
  • Melindungi bagian paling privat dari wanita sehingga tidak tersentuh dan masih seperti belum pernah melahirkan anak.
Namun, dibalik keuntungan tersebut operasi caesar juga memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan.
Bagi bayi:
  • Bayi hasil caesar berpeluang lebih tinggi mengalami gangguan pernafasan (neonatal respiratory distress). Risiko mengidap asma juga lebih besar pada bayi hasil caesar.
  • Risiko bayi terkena pisau bedah.
  • Risiko kelahiran prematur. Seringkali, sulit untuk menghitung umur bayi yang sebenarnya. Bila bayi ternyata masih berumur di bawah 36 bulan maka akan ada risiko karena kelahiran prematur, seperti masalah pernafasan, suhu tubuh dan pencernaan.
Bagi ibu:
  • Kematian. Meskipun jarang terjadi, operasi caesar yang gagal dapat meningkatkan risiko kematian ibu. Di AS, tingkat kematian pada caesar atas kemauan sendiri adalah 5,9 per 100.000 kelahiran, dibandingkan 2,1 pada persalinan normal.
  • Masa pemulihan yang lebih lama, bisa sampai 6 minggu atau lebih.
  • Risiko infeksi pasca pembedahan yang berkisar antara 2-15%. Infeksi terutama pada saluran kencing dan lebih sering terjadi pada ibu yang kegemukan.
  • Frekuensi perdarahan yang lebih tinggi.
  • Risiko mengalami masalah pada plasenta, ruptur kandungan dan pertumbuhan janin di luar rahim (ectopic) pada kehamilan berikutnya.
  • Penundaan pemberian ASI dan jalinan hubungan emosi ibu-anak karena adanya luka operasi dan pengaruh obat bius. Bayi hasil operasi caesar biasanya langsung ditempatkan di ruang observasi.
Mengingat besarnya risiko dibandingkan manfaat yang didapat, operasi caesar memang sebaiknya dihindari–bila masih dimungkinkan. Selain itu, tentu saja karena biayanya juga mahal, jauh lebih besar daripada biaya persalinan normal.
Untuk membaca pengalaman kelahiran melalui operasi caesar karena tekanan darah tinggi saat kehamilan, bisa dibaca disini.

Makanan Pendamping Asi

Pemberian makanan tambahan adalah masa saat bayi mengalami perpindahan menu dari hanya minum susu beralih ke menu yang mengikutsertakan makanan padat. Ini adalah bagian yang menyenangkan dan sangat penting dalam perkembangan bayi. Susu akan terus menyuplai zat gizi yang dibutuhkan bayi sampai saat tertentu, namun saat bayi Ibu semakin aktif, makanan padat menjadi semakin berperan sebagai menu sehat, dan seimbang.
Pemberian makanan tambahan pada bayi tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa, ini adalah proses yang berkembang secara perlahan dimana Ibu mengalihkan menu bayi dari cairan ke makanan lumat, kemudian ke makanan yang lebih padat dan akhirnya berupa potongan. Proses ini juga akan membuat Ibu dan bayi belepotan!
Pemberian makanan tambahan bukan sekedar menambah zat gizi atau mengisi perut bayi. Pada tahap ini, bayi mudah beradaptasi dan belajar dengan cepat. Dengan mengenalkan rasa, dan tekstur baru serta pengalaman makan dengan sendok, makan menjadi cara yang menyenangkan untuk membantu perkembangannya.
Proses pemberian makanan tambahan juga berarti membiasakan bayi terhadap rasa aneh saat makanan berada dalam mulutnya! Beberapa bulan berikutnya begitu Ibu mengenalkan rasa dan tekstur baru, bayi akan mengembangkan keterampilan menelan dan mengunyah. Ini membantunya mengembangkan otot yang akan digunakannya untuk bicara.
Perlu diingat bahwa pemberian makanan tambahan lebih merupakan proses mencoba. Proses belajar makan merupakan perubahan besar dari menghisap payudara atau botol, bayi mungkin merasa agak frustrasi - demikian pula Ibu
Bersiaplah untuk bersabar menghadapi bayi yang membiasakan diri terhadap sensasi memindah-mindahkan makanan dalam mulutnya hingga belajar mengunyah. Yang penting jangan terlalu khawatir bila ia menolak suatu jenis makanan, bisa jadi butuh sampai 15 kali usaha agar bayi Ibu mau makanan tertentu!